Kamis, 11 Oktober 2012

CERPEN 2



CINTA QHU,,,,,,TAK BISA QHU MLIKI


            Hai nama qhu Rara. Qhu dibesarkan dalam keluarga yg tergolong mampu namun kehidupan keluarga qhu penuh kesederhanaan. Disini ku mempunyai seorang adik cewe, nama’a Riri. Nama kami hampir sama, ya benar karena kami berdua adalah sodara kembar. Walopun begitu sifat kami sangat berbeda dan kehidupan kami pun berbeda. Ibarat kata kami menjalani hidup masing-masing. Tak banyak yg tau kalo aqhu punya kembaran karena kami bersekolah di tempat yg berbeda. Tapi aneh’a walopun kami hidup dijalan masing-masing namun dalam soal cinta selera kita sama. Bahkan kami berdua mencintai satu orang yg sama. Nama’a Anton, seorang pria yg membuat hati kami berdua berdebar. Sungguh mengharukan mengingat hal itu. Aqhu tak kuasa untuk menahan tangis.
            Malam itu Anton berkunjung ke rumah untuk mewakili kedua orang tua yg kami undang untuk makan malam bersama. Disinilah awal kisah ini bermula. Dalam acara itu kami bertiga dipertemukan. Pertama melihat Anton qhu merasa ada yg berbeda. Tatapan’a pada qhu begitu dalam mengisyaratkan sebuah makna yg belum qhu tau pasti. Kami saling terpaku, hati ini berdebar, melihat ciptaan Yang Maha Kuasa, sungguh menakjubkan. Namun lamunan kami buyar ketika Riri memperkenalkan diri’a pada Anton. Melihat tingkah Riri seperti’a dia juga merasakan hal yg sama seperti qhu. Namun itu semua belum pasti, ya gadis mana yg jika melihat cowo tampan terpesona. Ya mungkin itu juga yg dirasakan Riri saat ini.
            Haripun berganti, semenjak makan malam itu ,aqhu dan Riri tak pernah lagi bertemu Anton karena kami tinggal di kota yg berbeda. Setiap malam qhu slalu berharap dya datang menemui qhu walopun hanya dalam mimpi. Setidak’a itu bisa jadi pengobat rindu qhu pada Anton. Qhu slalu mengutarakan smua perasaan qhu di diary. Saat qhu asyik menulis tiba-tiba Riri mengetuk kamar qhu. Dya langsung masuk dan tiduran disamping qhu. Tak seperti biyasa’a dya begini. Tiba-tiba dya mulai bicara pada qhu. Ternyata dya ingin berbagi cerita dg qhu. Yg membuat qhu heran dan tercengang, dya membicarakan tenteng Anton. Dya meminta pendapat qhu tentang Anton. Dya cerita panjang lebar sekali. Sebelum dya selesai cerita qhu langsung menarik kesimpulan bahwa dya juga merindukan sosok Anton.
Batin qhu bagai tertusuk duri yg tajam, mengapa kami mencintai orang yg sama????? Tapi melihat raut wajah Riri dya sangat menginginka Anton. Qhu tak pernah melihat dya sebahagia ini. Sebenar’a qhu pun ingin berbagi cerita dg’a. namun segera qhu urungkan niat qhu itu karena aqhu tau pasti ini akan membuat’a sakit. Qhu tak tega melihat’a bersedih, qhu tak mau dianggap menikam’a dari belakang. Akhir’a qhu putuskan untuk membuang rasa qhu buat Anton. Karena belum pasti juga Anton merasakan hal yg dsama seperti qhu. Mungkin saja dya lebih tertarik pada Riri. Sekuat apapun qhu buang rasa itu semakin besar untuk Anton. Qhu tak berdaya dengan kenyataan ini. Qhu rela sakit demi kebahagiaan Riri. Karena dya adalah sodara qhu satu-satu’a.
Liburan sekolah pun tiba. Untuk membuang rasa itu qhu perlusuasana baru. Akhir’a qhu putuskan untuk berlibur ke puncak. Disana kami mempunyai villa keluarga. Tadi’a qhu akan berangkat berdua dg Riri namun tiba-tiba dya memutuskan untuk tidak ikut karena dya akan liburan bersama teman’a di sebuah daerah dekat ktempat tinggal Anton. Qhu pun berangkat diantar sopir ke villa disana qhu berlibur sendiri karena kedua orang tua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sedangkan Riri sibuk dengn teman-teman’a. sebelum berangkat dya sempat bicara pada qhu dan minta dukungan qhu supaya nanti jika bertemu Anton berjalan lancer dan sukses.
Setelah sesampai’a di villa, saat itu qhu sedang menikmati udara sore. Tiba-tiba dari arah belakang qhu terdengar seperti ada yg memanggil nama qhu. Kontan qhu tengok kearah belakang dan benar ternyata Anton yg memanggil qhu. Terlintas perasaan senang karena bisa ketemu dg Anton disini, namun disisi lain qhu merasa berslah dg Riri. Kami berdua pun bertemu disini ternyata dya juga lagi liburan disini. Kami pun ngobrol banyak. Kami menghabiskan malam itu dg berdua tanpa siapapun.
Hari berikut’a kami berdua pergi berkeliling menikmati pemandangan daerah sekitar. Begitu indah seindah saat qhu bersama dya. Hingga suatu ketika dya ungkap kan isi hati’a pada qhu. Sempat tertegun mendengar pernyataan’a antara iya dan tidak. Iya, ingin sekali ku menjawab karena qhu pun mempunyai perasaan yg sama. Namun,,,tidak, karena jika Riri tau pasti dia akan sangat kecewa pada qhu. Qhu tak mau menghancurkan tali persodaraan kami berdua. Air mata qhu menetes tak kuasa menahan smua ini. Dg cepat qhu langsung menjawab tidak pada Anton. Dya sempat kaget dg jawaban qhu karena dy yakin qhu mencintai dya. Namun qhu tegaskan sekali lagi pada’a kalo memberikan jawaban tidak untuk’a. Dya tetap mendesak qhu, dya meminta kejujuran qhu. Air mata qhu semakin deras dengan terbata-bata dan berat hati qhu ungkap smua perasaan qhu.
“Ya, aqhu mencintaimu namun kita ga bisa bersama. Karena ada orang lain yg pantas untukmu. Cinta yg dya punya untukmu lebih besar dibandingkan dg cinta yg qhu punya buatmu.”, ucap qhu pada Anton.
“Maksudmu siapa? Qhu tak peduli dg smua itu yg qhu mau hanya dirimu.”, ucap Anton dg ,mata berlinang.
“Riri! Dya sangat mencintaimu, dya lebih butuh dirimu dibandingkan aqhu. Aqhu tak mau membuat’a sedih dg cinta qhu padamu. Qhu tak mau menghancurkan persodaraan kami. Karena dya satu-satu’a sodara qhu. Aqhu mohon lupakan aqhu,belajarlah mencintai’a. Aqhu rela melepasmu demi kebahagiaan Riri sodara kembar qhu. Aqhu mohon,,,demi aqhu. Cinta itu akan ada dg beriring’a waktu. Percayalah pada qhu kau akan bahagia bersama’a. Jika kau memang cinta dan sayang pada qhu, pasti tak sulit buatmu untuk mengabulkan permintaan qhu.”, ucap qhu panjang lebar.
“Oke lah kalo itu maumu, aqhu akan buktikan padamu kalo aqhu benar-benar cinta dan sayang padamu.”, sahut’a dg terbata.
            Dya langsung pergi meninggalkan qhu. Qhu menangis dg histeris’a. maaf kan aqhu Anton, itu yg hanya bisa qhu ucap pada’a. sejak saat itu kami berdua bagaikan tak pernah mengenal satu sama lain’a. sekarang dya telah menjalin hubungan cinta’a bersama Riri. Walopun cinta qhu tak bisa qhu miliki namun qhu tetap bersyukur pernah mengenalmu untuk hati qhu.
            

CERPEN 1

My Facebook
My Twitter
CINTA YANG SINGKAT

            Nama ku Aini, kata orang ku anak yang manis, baik, namun sayang super pendiam tak banyak bicara. Walaupun begitu aku tetap punya banyak teman. Setiap apa yang ku mau pasti ku dapatkan dengan sukses, misal dalam pelajaran ku selalu mendapat juara kelas. Namun tidak dalam hal cinta. Dalam hal yang satu ini ku selalu gagal untuk meraihnya.
             Saat itu usia ku baru 15 tahun dan anak baru di smk ternama di kota tempat ku tinggal. Seperti biasa setiap tahun pelajaran baru pasti diadakan MOS ( Masa Orientasi Siswa ). Dalam MOS kita diajarkan hal-hal baru oleh senior. Namun dalam menjalan MOS itu ada satu senior yang paling aku benci namnya Arif. Karena super bencinya setiap apapun yang dia katakan selalu tidak ku hiraukan. Dia selalu saja mengecengi kelompok MOS ku. Dia selalu membuat ku kesal dan sakit hati. Dan pada acara terakhir MOS setiap anak baru dan senior saling berjabat tangan untuk saling meminta  maaf atas apa yang telah senior lakukan selama MOS serta untuk membentangkan tangan mengucapkan selamat datang pada anak baru.
            Ku berpikir mungkin setelah MOS selesai Arif tidak akan mengganggu ku, ternyata ku salah besar. Dia tak henti-hentinya membuat ku jengkel atas tingkah dan ucapannya yang dia tujukan padaku. Dia selalu mengatakan aku ini cupu lah itulah inilah dan sebagainya. Hingga suatu hari ku berpikir ku ingin menantangnya dalam uji kompetensi.
            Bel pulang sekolah pun berbunyi, ku langsung menuju parkiran untuk mengambil motor. Hal tak terduga pun datang, ternyata ban moltor ku kempes dua-duanya. Padahal tadi pagi sewaktu ku bawa masih normal. Dan ku mendengar suara tawa yang keras di balik tembok dan benar saja Arif muncul dengan tawanya. Dalam hati ku berkata pasti dia yang ngerjain aku. Ingin rasanya ku ku memukul memaki dia pi ku urngkan niat ku itu. Buat apa ku mengotori tangan dan mulut ku ini untuk orang seperti dia. Tanpa basa-basi ku langsung meninggal kan Arif yang masih tertawa dengan lantangnya.
            Ku pun pulang dengan hati kesal ngapain si dia selalu ngerjain dan ganggu aku padahal kan aku ga punya masalah atau pun salah sama dia. Ku berhenti sejenak seperti ada yang mengikuti aku dari belakang. Dan saat ku tengok ke belakang ternyata  benar saja, dia lagi dia lagi pikir ku. Apa si maunya, gerutuku dalam hati. Ku pun langsung pergi tanpa berkata apa pun.
            Entah ada angin apa Arif tiba-tiba ada di depan kelas ku. Dalam hati ingin rasanya ku pergi tapi mau gimana lagi bentar lagi kan bel masuk. Ku langkah kan kaki dengan biasa seperti tidak ada dia di hadap ku. Tapi lagi-lagi dia bertingkah, ketika ku mau masuk kelas dia selalu menghalangi ku. Hinga akhirnya kita saling dorong-mendorong sampai bel masuk. Untung saja pelajaran pertama gurunya lagi berhalangan ini kesempatan ku untuk ke kantin membeli minum untuk menghilangkan rasa capai dan haus gara-gara Arif.
            Seperti dunia ini sempit bagi ku karena dimana ada aku pasti selalu ada Arif. Dia lagi dia lagi, kenapa sich selalu dia yang ketemu ma aku emang ga ada yang lain apa selain dia. Aku pun enggan masuk ke dalam kantin karena Arif, akhirnya aku duduk di depan kantin sambil istirahat. Tiba-tiba Arif datang menghampiriku dengan membawa segelas jus. Dia menyodorkannya padaku. Tanpa pakai lama langsung saja ku terima jus pemberian darinya. Dia pun duduk di samping ku. Kami pun hanya saling diam tak berkata sepatah pun. Rasanya bosen banget duduk samping dia, kalau bukan karna haus aku tak mau bersebelahan dengan orang serese Arif.
            Namun ada sesuatu yang aneh pada ku saat itu, tiba-tiba hati dag dig du dag dig dug ga karuan. Ada apa dengan ku, apa jangan-jangan ku mulai ada rasa ma orng yang resenya minta ampun. Oh tidak,,,ini ga boleh terjadi, mana mungkin sich ku suka ma orang kaya dia pikir ku. Langsung ku tarik napas panjang dan mengeluarkan secara perlahan untuk menenangkan hati ini. Aku tak salah dengar tiba-tiba Arif membuka pembicaran dengan ucapan minta maaf padaku. Aku pun terbengong mendengar ucapannya. Mana mungkin orang serese dia bisa bilang minta maaf, atau pun dia ada rencana lain untuk ngerjain aku lagi. Tepukan tangan pun mengguyarkan lamunan ku. Kilat saja aku langsung meninggalkan Arif tanpa mengucap apapun. Arif pun dengan sigap langsung mengejarku dan meraih tangan ku hingga wajah ku berada tepat di depan wajahnya. Kontan saja ku langsung mendorongnya agar dia melepaskan tanganku. Tapi apa daya genggamannya lebih kuat, aku pun hanya bisa pasrah.
“Ai, ayo donk ucapin sesuatu, jangan bikin aku ngrasa bersalah kaya gini?”, pintanya padaku.
“Makasih.”, reflex keluar dari mulutku.
“Kok cumaa maksih Ai, makasih buat apa Ai?”, tanyanya dengan heran.
“Iya makasih buat jusnya, emang buat apa lagi.”, jawab ku dengan ketus sambil meminta dia melepaskan tangan ku.
“Bukan itu Ai maksud ku, apa kamu mau memaaf kan aku Ai?”, pintanya dengan memelas,
“Bodo!”,jawabku dengan singkat sambil pergi berlalu ningggalin Arif.
Arif pun meminta maaf sambil berteriak-teriak namun ku tak peduli. Dalam hati ku tak semudah itu ku bisa memaafkan mu setelah apa yang telah kau perbuat padaku. Mungkin aku adalah orang jahat yang ga mau memaafkan kesalahan oarng lain, tapi ku terlanjur sakit hati ma Arif. Sampai pulang sekolah pun dia tak henti-hentinya meminta maaf padaku. Ku merasa risih dengan sikapnya hingga ku tak pedulikan ucapannya.
            Hari ini ku merasa ga enak badan ku putus kan untuk tidak berangkat ke sekolah. Mungkin karena ku kecapean dan banyak pikirang hingga tak mengontrol kesehatanku. Badan sangat panas kebetulan orang rumah sedang pergi semua. Ingin sekali ku beranjak ungdari tempat tidur untuk pergi berobat agar esok hari ku bisa bersekolah lagi seperti biasanya. Namun apa daya tubuh ku sangat lemah tak mampu ku berdiri. Dan tiba-tiba terdengar bunyi bel, ku tak sanggup membuka pintu karena mungkin tak ada orang yang membukakan langsung saja dia masuk. Sempat terdengar suara memanggil nama ku. Namun ku tak menjawab sepertinya ku tak asing dengan suara itu. Ya benar saja ternyata Arif yang datang, dan dia terkejut melihatku lemas tak berdaya. Dengan paniknya dia langsung saja menggendong ku dan membawa ke rumah sakit.
            Sejak saat itu hubungan ku ma Arif pun membaik dan ku pun telah memaafkan dia. Di sekolah kami selalu bersama kita ngobrolin hal-hal yang sekiranya ga penting. Hingga teman-teman mengira kami itu pacaran. Aku pun hanya tersenyum menanggapinya. Suatu hal yang mustahil jika Arif sampai jatuh hati padaku. Cewe yang selalu dia katakan cupu. Ngomongin soal cupu, sekarang dia tak pernah lagi memanggil ku dengan sebutan itu. Terkadang ku merasa kangen ma panggilan cupu. Seperti ada yang hilang. Namun di sisi lain ku merasa senang karena sebutan itu tak pernah terdengar lagi dari mulut Arif. Itu suatu pertanda kalau Arif itu sudah berubah bukan seperti Arif yang selalu ngerjain aku dan rese ma aku. Hemz,,,,senang rasanya bisa baikan kaya gini ma Arif.
            Tiba-tiba rasa itu datang lagi ketika Arif menggenggam tangan ku sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu pada ku. Tak disangka dia menyatakan cintanya padaku. Sikapnya selama ini ternyata hanya untuk menarik perhatianku. Dia mengatakan kata-kata yang membuat serasa terbang di langit. Ak tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun merasa kan hal yang sama ke Arif. Aku langsung mengiyakan pertanyaan dia tentang apakah aku mau jadi pacarnya. Sejak itu kami berdua resmi pacaran. Ga nyangka belum lama kenal aku dah jadian aja ma dia. Padahal waktu pertama kenal kan dia aku benci banget, apa ini yang dinamakan dengan cinta itu buta.
            Seminggu pertama sejak resmi pacaran kita selalu kemana-mana bersama tak terpisahkan. Pokonya dimana ada aku pasti selalu ada dia. Namun ada sesuatu yang aneh saat kami berdua makan di kantin. Sedang asyik-asyiknya ngobrol tiba-tiba mata Arif tertuju pada Eva. Eva adalah teman seangkatan ku dan kelasnya pun bersebelahan ma kelas ku. Aku segera menghilangkan negative thinking ku….ku langsung positif thinking aja. Eva yang mungkin merasa bahwa dia sedang diperhatikan maka eva pun membalas tatapan Arif. Sempat terlintas rasa ga enak hati, apa ini yang di namakan cemburu????? Kontan saja ku marah dan langsung meninggalkan Arif sendiri di kantin. Arif pun menyadari kepergian ku itu, dan dia pun langsung mengejarku. Aku yang tau sedang dikejar Arif langsung ku berlari menuju toilet. Disana pun aku menangis histeris, kenapa dia begitu????? Apa yang kurang pada ku????? Bel masuk pun berbunyi tapi ku tak menghiraukannya. Ku masih saja di dalam toilet hingga bel pulang. Saat ku buka pintu toilet ternyata Arif sudah ada didepannya yang dari tadi menunggu aku keluar. Langsung saja dengan sigap ku tutup kembali pintu itu, namun terhalang oleh dorongan Arif. Hingga akhirnya aku pun keluar dan pergi. 
            Dia mengejar ku dan terus mengejarku, dia selalu bisa meraih tangan ku saat ke berlari. Dengan kuatnya dia menggenggam tangan ku tak member ruang untuk ku melepas kan diri dari genggamannya. Dia langsung memeluk ku erat dan minta maaf atas kejadian di kantin tadi. Ku tak mampu bersuara ku hanya bisa menangis menangis dan menangis. Dia usap air mata ku dengan kedua tangannya. Dan dia pun memeluk ku lagi. Tak henti-hentinya dia minta maaf padaku dan berjanji tak kan mengulangnya lagi. Hati ku pun luluh aku pun memaafkan dia. Kami pun baikan kembali, akhirnya dia pun mengantar ku pulang.
            Tak seperti hari biasa, hari ini ku bangun kesiangan. Setibanya di sekolah ku melihat Arif sedang bicara dan bercanda dengan Eva. Padahal kan dia telah berjanji ga akan mengulangnya lagi. Tapi ternyata janji itu hanya di mulut saja. Sempat air mata ku mengalir membasahi pipi. Dan ternyata Arif melihat ku, langsung ku berlari menuju gerbang sekolah dan keluar sejauh mungkin. Ku berhenti di taman, disinilah ku curah kan semuanya. Tak hentinya ku menangis. Lagi lagi dan lagi Arif bisa menemukan ku di taman. Dari belakang dia memeluk ku ku pun langsung berontak. Namun apa daya ku slalu tak berdaya. Dia pun duduk di sebelah ku sambil tak melepas pelukannya. Karena dia tau kalau dia lepas pelukannya aku pasti beranjak lari. Aku menangis di bahunya dan bersandar. Dia mengajak ku untuk ke sekolah namun ku menolak ku meminta dia untuk mengantarku pulang karena aku ingin menenangkan diri.
            Sesampainya di rumah dia berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun ku tak mau mendengar penjelasan darinya. Dan ku suruh dia pulang dank u meminta dia untuk sementara waktu untuk tidak menemuiku dulu. Sebelumdia berkata apa-apa dengan segera mungkin ku langsung menutup pintu dan berlari ke kamar. Terlintas dalam benak ku untuk mengakhiri hubungan ini. Mungkin ini bukan cinta namun rasa kagum yang salah diartikan. Kenapa sich disaat ku benar-benar merasa cinta dan sayang pasti begini kejadiannya. Apa mungkin Arif itu bukan yang terbaik buat ku????? Lelah memikirkan itu aku pun tertidur di kamarku.
            Cepat sekali detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Malas sekali rasanya berangkat sekolah hari ini. Aku tak mau melihat kejadian itu lagi. Tapi ku mau ga mau harus ke sekolah demi masa depan kun nanti. Dengan langkah bimbang ku menuju kelas. Di atas meja ku temukan setangkai mawar merah segar seperti habis di petik dari pohonnya. Ku cium wanginya. Terasa trentram hati ini. Siapa ya pagi-pagi yang ngirim bunga buat aku????? Padahal di kelas kan ga ada seorang pun. Ku tengok kanan kiri dan melihat Arif sedang berdiri di depan kelasku. Hati ini kembali gundah. Dengan lesu ku letak kan tas di kursi. Belum sempat untuk duduk tiba-tiba tangan Arif menarik ku untuk keluar. Dia membawaku di halaman tengah sekolah. Disana dia berteriak dan mengucapkan kata-kata yang manis. Namun…..ku tak mau dikhianati lagi, ku tak mau merasakan sakit hati lagi. Ku hanya terdiam mendengar kata-kata itu. Teman-teman bersorak memandangi kami berdua. Arif menunggu jawaban ku. Aku hanya diam seribu bahasa. Namun hati ini tak rela untuk melepasnya, akhirnya ku pun kembali memaafkan Arif.
            Seminggu kejadian itu dia tak pernah lagi berbuat seperti itu. Ku tak pernah lagi merasakan sakit hati. Dia selalu membuat ku tersenyum dan setiap pagi dia selalu mengirimkan mawar untuk ku. Tak terasa hampir sebulan ku menjalin hubungan dengan Arif. Kali ini dia terasa berbeda sekali. Dia cuek ma aku. Dia tak lagi mengirim mawar untuk ku. Menurut kabar yang beredar di sekolah dia lagi PDKT ma Eva. Hati ku sakit mendengarnya. Tanpa sengaja ku berpapasan ma mereka berdua namun kali ini ku tak berlari. Namun Arif tetap meraih tangan ku. Dengan tenang ku melepasnya. Namun dia tak mau. Dia mengumbar kata manis itu lagi. Berkali-kali dia khianiti, berkali-kali pula ku memaafkannya. Tapi kali ini ku tak mau tertipu untuk yang kesekian kalinya. Ku tersenyum dan berlalu tanpa kata.
            Arif masih saja berusaha untuk mendekati ku disamping itu dia masih menjalin hubungan ma Eva. Apapun yang dia katakana slalu ku tanggapi dengan senyuman. Ya sejak itu hubungan ku ma Arif seperti hubungan tanpa status. Dibilang pacaran seperti ga pacaran karena dia masih mengejar-ngejar Eva. Dibilang ga pacaran tapi tak pernah ada kata putus yang keluar dari mulut kami berdua. Sejak itu pula kami tak pernah kemana-mana bersama lagi. Kami selalu sendiri. Setiap bertemu kami slalu menjauh. Mungkin hubungan ini tak bisa lagi untuk diperbaiki. Saat ini kami telah putus walaupun kata putus itu tak pernah di utarakan. Putus yang tersirat.
            Tak ku sangka hubungan ini terjalin sangat singkat. Namun bagimana pun dia pernah mengisi hati ku yang kosong dengan cinta dan sayang. Mungkin dia suatu hari nanti aku akan mendapatkan seseorang yang lebih baik darinya. Yang tak kan pernah membuat ku sakit hati dan kecewa. Ini untuk pelajaran dalam hidup ku. Untuk tidak tergesa-gesa dalam cinta.